Wednesday, March 30, 2011

Go...Go....Go....



Sedikit permainan berbeda, sederhana tapi membuat siapapun yang mengalaminya merasakan tidak enaknya jika salah satu bagian dari tubuh ini tidak lengkap.
Permainannya sederhana, hanya menutup mata selama 30 menit, apapun yang dilakukan dalam 30 menit tersebut harus dilakukan dengan mata tertutup, kecuali untuk buang air, itupun menuju toiletnya harus diantar oleh instruktur sampai depan pintu toilet, dan memakai kembali penutup mata ketika keluar dari pintu toilet.
Kita hanya bisa percaya pada diri kita sendiri dan instruktur ketika melakukan moving dengan mata tertutup. Berbekal percaya itulah kita bisa melakukan aktivitas meski kita "tidak lengkap". Sungguh sebuah rasa syukur kembali terucap pada apa yang kita punya. Meski mata sering sekali menampakkan kepada kita sebuah pandangan yang palsu, tetapi kita sangat membutuhkannya. Dalam permainan tersebut, selain kepercayaan dibutuhkan juga indra pendengaran yang sangat berperan penting dalam permainan ini. Selama 30 menit kita dipisahkan dari kelompok kita, dan harus bisa berkumpul kembali dengan bantuan suara dari masing - masing anggota kelompok. Hal ini jelas berbeda dengan mata yang menampakkan pandangan palsu kepada kita, telinga bekerja dengan jujur. jika kita mendengar 'A' itupun karena apa yang terucap adalah 'A', terlepas dari apakah 'A' tersebut sebuah kebenaran atau tidak, dan itu semua tergantung pada apa yang dilakukan oleh kombinasi mulut dan lidah.

Dari permainan itu indra penglihatan kita tidak berfungsi selama beberapa waktu, mengistirahatkan mata ini dari pandangan tipu daya dunia, karena indra yang satu ini merupakan indra yang sering sekali diperlihatkan oleh sebuah kepalsuan, dan kita pun hanya dapat melihat apa yang ada dihadapan kita sebesar jangkauan mata kita. Kitapun tidak bisa melihat apa yang ada di balik sebuah objek yang ada di depan kita. Dalam permainan tersebut indra pendengar merupakan hal yang paling penting. Kita hanya bisa mengandalkan pendengaran kita, indra yang menerima inputan secara 'jujur', kita bisa mendengarkan berbagai macam suara dalam satu waktu. Apa yang terdengar oleh telinga, itulah yang terucap oleh mulut. Tidak mungkin suara yang terdengar berbeda dengan apa yang keluar dari mulut. HAl ini tentunya terlepas dari benar tidaknya mulut itu bekerja. Itulah mengapa telinga merupakan indra yang menerima inputan secara JUJUR.

Dari kisah diatas, kembali kita diingatkan betapa pentingnya bersyukur (Semoga para pembaca tidak pernah bosan dengan tulisan tentang bersyukur, karena kita sebagai manusia tidak akan pernah merasa puas, itulah mengapa bersyukur sangat dibutuhkan). Bersyukur terhadap apa yang telah kita dapatkan tanpa melupakan cita - cita atau keinginan kita untuk kehidupan yang lebih baik. Dan jangan terjebak pula dengan impian - impian kita, Banyak orang yang merasa frustasi karena kenyataan mereka tidak sesuai dengan impian. Apa yang kita harapkan terkadang memang tidak sesuai dengan kenyataan. Seperti yang dilansir oleh Anne Ahira, terdapat 3 langkah yang dapat kita lakukan saat apa yang kita impikan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada :
- Bertindaklah selalu secara fleksibel dan dinamis.
- Berfikirlah bahwa INILAH yang terbaik untuk kita
- Dan yang pasti tetap siapkan MENTAL PEMENANG !!

Selain untuk selalu bersyukur, kita juga perlu menyetting otak kita dengan sbuah pikiran - pikiran positif,seperti apa yang telah saya dapatkan dari sebuah milis tentang 'Mindset Programming in Your Brain' yang disadur dari blog ini

Semua kesuksesan yang kita raih, selalu didasari oleh suatu mindset yg mantap.. Optimist is important, Confidence is the basic but over confidence can be means nothing...

Sesuatu yg diimpikan tdk selalu menjadi kenyataan, tetapi apa yang tidak diduga selalu berlaku dengan tiba-tiba, biarlah kita menangis hari ini karena kesakitan semalam, tetapi jgnlah kita tertawa berpanjangan karena kegembiraan yg belum pasti untuk selama-lamanya..(berharaplah hanya padaNya dan terus berprasangka baik)

Dear Allah, i know, You know me so well, so la hawla wala quwwata illa billah.. :)

*penulis hanya berusaha untuk men-share dan melakukan, bukan berarti untuk menggurui.
gambattekudasai (ayo berjuang lebih lagi), taihen dakedo, isshoni gambarimashoo (saya tau ini sulit, tapi ayo berjuang bersama-sama). Itulah kata - kata GAMBARU alias berjuang mati-matian sampai titik darah penghabisan.

Terima kasih juga kepada Program Santri Tafaqquh Fiddin Daruut Tauhid, Banyak Pelajaran, Pengalaman dan Keluarga yang tercipta...

0 komentar:

Post a Comment

 
;