Teringat janji pada diri sendiri untuk menuliskan perjalanan raga dan spiritual di cilember pada blog ini. Karena begitu dahsyatnya efek dari peristiwa itu. Begitu banyak hikmah yang didapat,Subhanalloh. Padahal sudah merencanakan untuk memberi perhatian pada waiting list yang ada. Keburu lupa setiap peristiwa yang ada di cilember, maka saya alihkan saja kamu waiting list-ku.. :)
Perjalanan dimulai pada hari jum'at 22 April 2011. Hujan sempat menyebabkan mundurnya keberangkatan ke ciputat (tempat berkumpul sebelum ke cilember). Dan akhirnya baru bisa berangkat jam 9 malam bareng haris dan kang herry. Sampai di terminal Lebak bulus, ada kejadian konyol yang saya lakukan. Ketika kita bertiga ingin naik taksi aja untuk menuju ke ciputat dari lebak bulus. Dan kita hanya mau naik taksi Expr**s. Kita rela menunggu di pinggir jalan hanya untuk naik taksi Expr**s. Ketika itu kang herry menunggu di bahu jalan sedangkan saya dan haris membeli kopi. Sambil menunggu kopi yang dibuat, saya melihat ada taksi Expr**s lewat, dan seketika itu juga saya meneriakkan pada kang herry yang ada di depan saya persis untuk men-stopnya. Tapi ada yang aneh, kang herry hanya diam dan dia lantas menoleh ke arah saya, dan berkata "iya mas, ada apa??". Seketika itu juga saya baru menyadari kalo orang tadi bukan kang herry. MALU?? PASTI.. :(
Sampai di Serua, gerbang pesantren udah dikunci, semua orang udah pada tidur. Untung masih ada security yang tidur di pos, sehingga kita bisa masuk. Masuk masjid, langsung ambil ancang - ancang tidur.
Keesokan harinya, setelah sholat subuh dan kultum oleh ustad yerry, kita semua dikumpulkan dihalaman majid DT Serua dengan hanya membawa barang – barang yang diperlukan saja. Dan saya hanya membawa tubuh yang diselimuti oleh pakaian ini saja.hehe. Sementara kita para ‘AN’ team yang beranggotakan para ikhwan (cowok) STF7 hanya bisa melihat dengan melongo kagum pada kelompok akhwat (cewek) yang terlihat mempersiapkan secara matang perjalanan ke cilember, dengan berbagai perbekalan dan persiapan-persiapan lainnya.
Oh ya, cerita diatas menyinggung masalah AN Team. Saya akan bercerita sedikit tentang AN ini. AN, kepanjangan Akan Nikah Team. Nama ini bermula ketika kita para ikhwan mencari nama kelompok. Sumbangan pertama berasal dari haris, “ikhwan, ’juragan pertamax’ (Jujur, Rajin, Gant*ng, Persiapan taat dan tobat maximal)haha“. Begitulah kata haris. Dan gak tahu kenapa si wahyu terinspirasi dengan nama yang dikasih haris tapi menimbulkan fenomena yang luar biasa. “juragAN (Jujur, Rajin, Gant*ng, Akan Nikah) :D“. Dan mulai saat itu nama AN begitu melekat dengan kita dan selalu dipakai untuk bahan candaan. Hmm
Perjalanan menuju cilember, panitia menetapkan sistem city survival. Yaitu peserta diberangkatkan perkelompok dengan metode survival hingga sampai di cilember. Dan panitia memberikan waktu sampai pukul 10. Dengan memanfaatkan jasa angkot dan bus kita berangkat dari Serua. Dari pasar Ciputat anggota bertambah satu, wahyu yang telah menunggu sambil sarapan roti. Selanjutnya perjalanan dilanjutkan menuju Lebak Bulus, Karena kang agus sang mentor kita menunggu disana. Sampai di lebak bulus, anggota bertambah satu lagi, Indra. Dari lebak bulus kita menuju terminal kampung rambutan. Dan saat masuk bus yang mengantar ke terminal kampung rambutan, terlihat rombongan akhwat yang menaiki bis yang sama. Wah sama aja berangkat bareng, hanya terpisah dengan panitia saja.hehe. Dalam perjalanan kulihat para akhwat terlihat sedang menghapalkan tugas – tugas yang diberikan panitia, Seperti lagu meraih sukses (OST Daarut Tauhid), tekad kehormatan Daarut Tauhid, Budaya MQ, Surah Al A’Raaf ayat 180, Surah Al Hasyr ayat 22-24. Sedangkan kami kelompok AN..?? Wahyu dan haris terlihat ‘khusyu‘ tidur, Saya dan tommy asik dengan obrolan kami (tentang nikah pastinya), kag agus, pak iwan, dan indra tidak terlihat jelas karena mereka duduk di deretan paling belakang.
Dari kampung rambutan, kami ganti bus kembali ke jurusan Bogor yang melewati puncak. Rencana kang agus dalam perjalan ini akan diadakan tes untuk menguji materi yang diberikan selama 2 bulan ini, tapi tidak jadi karena kondisi bus yang tidak memungkinkan. Perjalanan kali ini saya gunakan untuk mencoba menghapal tugas yang diberikan panitia, berbekal handphone dan buku pinjaman. Hehe. Tapi itu tidak berlangsung lama, mata ini tidak kuasa lagi menahan kantuk, dan akhirnya hanya bisa ‘khusyu‘ tidur. Karena waktu itu merupakan long weekend, maka puncak diberlakukan sistem buka tutup kendaraan, karena terlalu banyak orang yang menuju ke puncak, dan pada saat kita mau naik ke puncak, jalan menuju ke puncak belum dibuka. Akhirnya kami turun karena bus memutuskan tidak melewati puncak.
Sempat terjadi saling tawar menawar yang alot untuk menyewa angkot yang dapat mengantarkan kami ke cilember, tapi akhirnya kami memutuskan untuk jalan kaki karena menurut salah seorang akhwat yang mengetahui daerah ini, tidak terlalu jauh untuk menuju ke cilember. Okelah kita menurut. Tetapi di tengah perjalanan kami mendapatkan tawaran angkot yang lebih murah, hanya dengan membayar uang 10 ribu kami bisa nyampe ke tempat tujuan. Oke berangkaaaattt..
Perjalanan menuju cilember, saya merasakan jarak yang ditempuh jauh, sedikit membayangkan bagaimana tadi kalo kami jalan kaki. Ditemani oleh kemacetan, kami menuju cilember. Ada kejadian yang mengingatkanku pada beberapa kejadian pengkaderan yang pernah saya ikuti di masa sekolah dan kuliah dulu. Di tengah perjalanan ada seorang akhwat yang hilang, karena tadi ketika sedang macet, dia turun untuk membeli makanan di jalan. Dan kami baru nyadar saat udah jalan jauh. Entah kenapa saat itu saya tidak khawatir sama sekali, sudah dua kali saya mengalami ini, saya gak mau ini terjadi yang ketiga. Saya berfikir ini hanya skenario panitia, yang nantinya saat di tempat tujuan kita pasti akan diuji mental kita. Apa yang saya pikirkan inipun diamini oleh beberapa teman ikhwan. Tetapi saya salah, ternyata akhwat yang hilang tadi bisa ikut naik angkot lagi setelah ia merasa tertinggal dan menyusul menggunakan ojek.
Sampai di Cilember, kami semua sudah ditunggu oleh panitia di depan pintu masuk. Setelah itu kami semua dibawa masuk ke cilember. Pemandangan yang asri dan hijau menyambut kami, udara dingin pun mengalir, membuat suasana nyaman, terlihat banyak sekali pengunjung disini. Setelah rehat sejenak menghilangkan kelelahan perjalanan ke cilember ini, kami semua melaksanakan sholat dhuhur. Saat mengambil air wudhu terasa sekali air yang begitu dingin, sepeeti tertumpah dari lemari es.
Setelah sholat kami melanjutkan dengan makan siang. Setelah makan siang petualangan dimulai dengan menjelajah sungai. Dalam menjelajah sungai ini, kami di haruskan membawa semua barang – barang kami. Tidak lama kemudian hujan mulai turun, dan kami pun memakai mantel. Awalnya ribet sekali dengan membawa semua barang dan memakai mantel kami semua akan menjelajah sungai. Saya salut dengan para akhwat, yang membawa barang bawaan yang tidak sedikit, memakai mantel, dan satu lagi mereka memakai “rocker“ (memakai rok panjang) untuk mejelajahi sungai ini.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 komentar:
Post a Comment