Lama sekali pengen menulis tentang materi ini, tapi mood tidak kunjung datang untuk menulis. hehe ;)
Beberapa waktu yang lalu sang guru mengajari
pentingnya kombinasi antara keyakinan dan kedisiplinan. Selain jiwa
ketauhidan yang perlu dikuatkan fondasinya, ternyta kedisiplinan penting
sekali dalam keseharian hidup kita, terutama ketika kita melaksanakan
ibadah. :)
Tanpa kita sadari sholat merupakan salah satu ibadah yang menjungjung tinggi suatu kedisiplinan. Bayangkan ketika kita tidak disiplin dalam melaksanakan sholat, waktu yang semau kita, gerakan semua kita. Padahal semua telah diatur dalam kitab Allah serta dicontohkan oleh rasul Allah. Pernahkah terbesit di pikiran sahabat bagaimana kalau kedisplinan dalam ibadah juga diterapkan dalam kehidupan sehari - hari. Seperti dalam berkendara. Mengapa saya memilih contoh dalam berkendara, karena pemandangan ini sudah tak asing lagi bagi saya di Jakarta ini. Bagaimana suatu kemacetan tercipta, hanya karena pada saat lampu merah sudah menyala kita masih terus saja melajukan kendaraan kita, mungkin hanya beberapa detik saja, tapi akibat yang ditimbulkan sangat panjang pada kemacetan. Selain itu banyaknya motor yang melewati trotoar, yang notabene trotoar adalah tempat bagi pejalan kaki.
Pernah ada suatu pengalaman. Ketika itu saya berjalan melewati trotoar, dan saya kaget ketika dari belakang ada motor yang mengklakson saya dengan bunyi yang memekikkan telinga. Dan yang bisa saya lakukan adalah minggir untuk memberi jalan motor itu. sesampainya di ujung trotoar terjadi kemnacetan karena motor - motor yang melewati trotoar mengalami kesulitan masuk kejalan karena harus menorobos barisan mobil. Inilah salah satu akibat dari ketidakdisiplinan yang terjadi di jalanan. Trotoar yang seharusnya merupakan fasilatas untuk pejalan kaki, malah digunakan untuk jalan motor.
Sedikit berbagi cerita, ketika saya berada di singapore beberapa waktu yang lalu, saya merasakan betapa masyarakat singapore menjunjung tinggi kedisiplinan. Waktu itu sempat muncul sifat "keIndonesiaan" saya. Berawal dari saya yang akan menyeberang jalan melalui jalur yang telah disediakan bagi para pejalan kaki, ketika itu saya melihat lampu merah untuk menyeberang "hanya" kurang 3 detik lagi, dan saya mnelihat tidak ada kendaraan yang lewat. Langusng saja saya menyeberang sebelum lampu hijau menyala. Saya pikir hanya kurang 3 detik, toh tidak ada kendaraan yang lewat juga. Tapi, tahukah sahabat, saya menyeberang seorang diri. Dan saya berhasil membuat malu diri sendiri dengan semua mata melihat ke arah saya. Begitu disiplinkah masyarakat singapore sampai mereka harus menunggu lampu hijau untuk pejalan kaki menyala. Benar - benar suatu kejadian yang sangat memalukan. :(
Tidak salah guru saya mengajari bahwa kedisiplinan dan keyakinan merupakan suatu kombinasi yang mutlak harus dimiliki oleh seorang muslim. Karena Islam sendiri mengajari bagaimana disiplin itu diterapkan. Sunggu indah Islam. :)
Selain kedisiplinan, Islam juga mengajarkan tentang kebersihan. Untuk yang satu ini Islam sangat menjunjung tinggi sebuah kebersiahan. Bahkan ada suatu quote bahwa kebersihan adalah sebagian dari iman. Islam mengajarkan untuk menjaga kebersihan dan kesucian dalam beribadah. tempat, pakaian bahkan hati pun harus bersih. Jadi kebersihan bukanlah identik dengan suatu gender tertentu. Karena ada suatu hukum di suatu masyarakat tertentu, bahawa perempuan identik dengan sesuatu yang bersih dan laki - laki identik dengan sesuatu yang berantakan dan kotor. Sekali lagi Islam adalah suatu rahmat bagi semua orang, semua gender. Dan Islam mengajarkan salah satu ajarannya tentang kebersihan. Jadi tidak ada dalillnya bahwa kebersihan identik dengan suatu gender tertentu.
Tulisan ini juga sebagai peringatan buat saya pribadi, karena tanpa dimulai dari diri sendiri suatu kedisiplinan dan kebersihan yang merupakan salah satu dari ajaran Islam tidak akan dapat menjadi sesuatu yang besar. Dan jika kita semua ingin merubah suatu dunia mulailah dari diri sendiri, mulai dari yang kecil, dan mulai dari sekarang. Dan inilah alasan mengapa Notes to My Self ini ditulis.. :)
Semoga bermanfaat
Jakarta, 7 Oktober 2011
-Fahmi aLfian-
0 komentar:
Post a Comment